CERITA HOROR Bayangan di Rumah Tua part 1
Di sebuah desa kecil yang terletak jauh dari keramaian kota, ada sebuah rumah tua yang sudah lama ditinggalkan. Rumah itu dikenal oleh penduduk setempat sebagai tempat yang penuh dengan misteri. Beberapa orang mengatakan bahwa rumah itu dihuni oleh arwah-arwah penasaran yang tidak bisa menemukan kedamaian.
Suatu malam, seorang pria muda bernama Andi, yang baru saja pindah ke desa itu, mendengar cerita-cerita horor tentang rumah tersebut. Karena penasaran, Andi memutuskan untuk mengunjungi rumah tua itu. Dia tidak percaya dengan cerita-cerita mistis yang hanya beredar di mulut orang-orang, dan dia ingin membuktikan bahwa semua itu hanyalah kebohongan.
Setibanya di depan rumah itu, Andi merasa ada yang aneh. Meski rumah itu terlihat rusak, dengan jendela-jendela yang pecah dan pintu yang ternganga lebar, ada semacam ketenangan yang mendalam di sekitar tempat itu. Angin malam yang sejuk menggelitik kulitnya, dan hanya suara gemerisik daun yang terdengar di sekitarnya. Namun, entah mengapa, Andi merasa ada mata yang mengamatinya dari balik kegelapan.
Tanpa berpikir panjang, Andi melangkah masuk melalui pintu yang terbuka. Begitu dia menginjakkan kaki di lantai rumah itu, suara berderak keras terdengar, seperti ada yang mengikuti gerakannya. Andi merasa tidak nyaman, namun rasa penasarannya lebih besar. Dia menyalakan senter di tangannya dan mulai menjelajahi setiap sudut rumah.
Di ruang tamu, ia menemukan sejumlah barang yang sudah lapuk dan berdebu—sebuah kursi tua, meja kayu yang tergores dalam, dan gambar keluarga yang sudah pudar. Namun, ada satu benda yang menarik perhatian Andi, yaitu sebuah cermin besar yang terletak di sudut ruangan. Cermin itu terlihat sangat tua, dengan bingkai kayu yang sudah mulai rapuh.
Saat Andi mendekat untuk melihat lebih jelas, ia melihat bayangan samar di dalam cermin. Bayangan itu tidak bergerak mengikuti gerakannya, seolah-olah ada sosok lain yang berada di dalam cermin tersebut. Tiba-tiba, bayangan itu mulai mengabur, dan dalam sekejap, terlihat jelas sebuah wajah wanita yang sangat pucat, dengan mata yang kosong dan mulut yang terbuka lebar, seolah sedang berteriak.
Andi terkejut dan mundur beberapa langkah. Namun, anehnya, meskipun ia sudah berbalik, wajah itu tetap tampak di dalam cermin, menatapnya tajam. Andi merasa tenggorokannya kering dan jantungnya berdegup kencang. Tanpa berpikir panjang, dia berlari keluar dari ruang tamu menuju tangga yang mengarah ke lantai atas.
Ketika ia melangkah ke atas, langkah kaki Andi terasa semakin berat. Udara di sana terasa lebih dingin, dan suasana semakin mencekam. Di ujung lorong lantai dua, Andi melihat pintu yang sedikit terbuka. Penasaran, dia mendekat, mencoba mengintip ke dalam ruangan itu.
Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar di belakangnya, pelan namun semakin mendekat. Andi menoleh cepat, namun tidak ada siapa-siapa. Hanya kegelapan yang menyelimuti sekitarnya. Suasana semakin mencekam, dan Andi merasa seakan ada yang mengawasi setiap gerakannya. Namun, dia tetap memutuskan untuk membuka pintu itu.
Begitu pintu terbuka, Andi melihat sebuah kamar tidur yang hampir hancur. Di atas tempat tidur, ada sebuah boneka besar yang tampak usang dan rusak. Matanya yang kosong seolah menatap Andi dengan penuh kebencian. Namun, yang paling mencolok adalah sebuah lukisan di dinding—sebuah lukisan keluarga yang terlihat sangat tua. Di dalam lukisan itu, terdapat seorang wanita muda dengan wajah yang sangat mirip dengan wanita yang dilihat Andi di cermin sebelumnya.
Tak lama setelah itu, suara bisikan terdengar di telinga Andi. "Pergi... pergi dari sini..." Bisikan itu semakin keras, membuat Andi merasa panik. Namun, sebelum ia bisa melarikan diri, pintu kamar mendadak tertutup dengan keras. Andi terjebak di dalam ruangan itu, tubuhnya mulai gemetar ketakutan.
Dengan putus asa, Andi berlari ke jendela dan berusaha membukanya. Namun, jendela itu tidak bisa dibuka. Ketika Andi menoleh ke belakang, dia melihat bayangan seorang wanita berpakaian putih berdiri di ujung ruangan, menatapnya dengan mata kosong yang menakutkan. Bayangan itu mulai mendekat, dan Andi merasa tubuhnya seperti dibekukan oleh rasa takut yang luar biasa.
Tiba-tiba, wanita itu berbicara dengan suara serak, "Kau... sudah melanggar... larangan..." Suaranya sangat pelan, namun terasa seperti gurauan kematian yang menyentuh langsung ke dalam jiwa Andi.
Dengan seluruh tenaga yang tersisa, Andi mencoba membuka pintu. Pintu itu akhirnya terbuka, dan Andi berlari keluar menuju tangga, tidak pernah menoleh lagi. Namun, saat ia turun ke lantai bawah, dia melihat cermin besar yang ada di ruang tamu—wanita itu kini muncul di dalam cermin, dengan senyum lebar yang menyeramkan. Senyum yang penuh dengan kebencian.
Andi berlari keluar dari rumah itu secepat mungkin, tanpa berani melihat ke belakang. Setibanya di luar, ia terjatuh dan bernafas tersengal-sengal. Ketika ia menoleh ke belakang, rumah itu tampak seperti biasa—sunyi dan gelap. Namun, di jendela lantai atas, ada bayangan seorang wanita yang menatapnya dengan mata kosong.
Sejak malam itu, Andi tidak pernah berani mendekati rumah tua itu lagi. Namun, orang-orang di desa mengatakan bahwa rumah itu selalu mengundang mereka yang berani masuk. Konon, mereka yang melihat bayangan wanita itu tidak akan pernah bisa melupakan wajahnya—dan tak sedikit dari mereka yang menghilang tanpa jejak setelah berkunjung ke rumah tersebut.
Dan hingga kini, rumah itu tetap berdiri, menunggu kedatangan orang berikutnya yang terlalu penasaran untuk melangkah masuk.
Komentar
Posting Komentar